bagaimana sikap kita dengan broadcast pesan yang isinya Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita Nuzululquran kepada Yang Lain, maka Haram Api Neraka Baginya”

Saudaraku, baru saja kami mendapat broadcast yang disebar diberbagai medsos yang isinya seperti ini:

[Mengingatkan tepat pukul 18.00 Wib habis adzan Magrib malam nanti, akan datangnya Malam Nuzululquran .
Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita Nuzululquran kepada Yang Lain, maka Haram Api Neraka Baginya”.
Dan tolong baca sebentar saja kita berdzikir mengingat اَللّهُ … bismillah “Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaaha ilallah, Allahu-Akbar, Laa haula wala quwata illa billahil aliyil adzim”
Bila disebarkan, Anda akan membuat beribu-ribu manusia berzikir kepada Allah SWT آمِّيْنَ]

============================

Catatan Kami:

wahai saudaraku,, kritis lah sedikit. jangan asal menerima informasi langsung ditelan mentah-mentah, lalu dengan mudah kau sebarkan. memang kau niatnya bagus, tapi apakah kau tau, jika salah langkah bukanya mendatangkan pahala. justru adzab. maka mari kritisi informasi yang kita terima.
terkait pesan itu. hadits di atas bukan lagi hadits lemah, tapi palsu ( baca di sinipenjelasan hadits dh'if atau lemah)
Sejak kapan al-Quran turun pada tanggal 17 ramadhan? Bukankah al-Quran secara utuh turun pada lailatul qadar dari lauhul mahfudz ke baitul izzah? Dan kemudian diturunkan dari baitul izzah ke Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam di bumi sesuai peristiwa-peristiwa tertentu? (Lihat Tafsir Ibnu Katsir). Dan juga silahkan pelajari kembali sejarah tentang masalah ini.

Betul, ada pendapat yang mengatakan bahwa surat yang pertama dari al-Quran turun pada tanggal 17 ramadhan dan sebagian riwayat mengatakan turun pada tanggal 21 ramadhan, namun hal itu tidak harus di peringati, apalagi sampai membuat hadits palsu dan tidak jelas sumbernya untuk memotivasi orang-orang agar memperingatinya.

Dan perhatikan kembali kutipan redaksi yang dianggap sebagai hadits:

[Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita Nuzululquran kepada Yang Lain, maka Haram Api Neraka Baginya”]

Jika anda teliti, dari bulan ke bulan, kutipan yang dianggap sebagai hadits tersebut selalu berubah redaksinya disesuaikan dengan momentum tertentu atau sesuai dengan datangnya bulan-bulan tertentu.

Jika akan datang bulan ramadhan diganti redaksinya, misalnya seperti yang beredar:

[90 hari lagi masuk ramadhan…Mulai Malam ini (Ba’da Maghrib sudah masuk 1 Jumadil awal. Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Kepada Yang Lain, Maka Haram Api Neraka Baginya”. Dan berdzikirlah mengingat اَللّهُ … “Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaaha ilallah, Allahu-Akbar, laa haula wala quwata illa billahil aliyil adzim” Sebarkan!, Anda akan membuat beribu-ribu manusia berzikir kepada Allah SWT آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ maaf… Jangan putus di Anda. Gak sampai 1 menit kok اَللّهُ maha besar ]

Jika datang bulan rajab diganti redaksinya : “Barang siapa mengingatkan bulan rajab”. Jika datang bulan sya’ ban diganti redaksinya: “Barangsiapa mengingatkan bulan sya’ban”. Jika datang bulan muharram diganti redaksinya: “Barangsiapa mengingatkan bulan muharram” dan seterusnya.

Anda yakin itu hadits? Jika hadits, riwayat siapa? Dalam kitab hadits mana?

Semangat dan antusias dalam beribadah adalah sebuah keharusan, akan tetapi tidak asal kutip, comot sana sini, menyandarkan ucapan yang bukan Nabi kepada Nabi sedangkan belum tahu sumbernya dari mana.

Tahukah anda? Perbuatan seperti ini bukan sesuatu yang remeh dan sepele. Coba simak baik-baik ancaman bagi orang yang menyebarkan hadits palsu.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).

Berhati-hatilah, sebelum menyebar sebuah berita berupa hadits yang itu belum jelas sumbernya bertanyalah kepada orang yang lebih berilmu dan lebih paham dalam masalah itu.

Catatan ini semata-mata sebagai nasehat dan pengingat kepada saudaraku seiman dan seislam sekaligus menyampaikan pesan Nabi agar tidak bermudah-mudah menyandarkan ucapan yang itu belum jelas apakah dari Nabi atau bukan.

Semoga Bermanfaat

Oleh: Abul Fata Miftah, S. Ud; Lc