|Oleh: Heni nuraeni
---
Cinta adalah sesuatu yang tidak akan habis dibahas dan dikupas. Karena setiap orang memiliki pengertian dan gambaran yang berbeda tentang cinta. Rasa cinta dalam Islam disebut juga dengan Mahabbah. Mencintai Allah termasuk ibadah, bahkan hakikat ibadah itu sendiri.
Seandainya seorang hamba melakukan ibadah tanpa adanya rasa cinta, maka ibadah tersebut tidak akan pernah terasa nikmat. Berbeda jika dia melakukan ibadah dengan rasa cinta kepada Allah, maka ia akan merasakan manisnya iman dalam ibadahnya.
Dari Mu’adz bin Jabal –Radhiyallahu ‘anhu– beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam : “Allah Ta’ala berfirman (artinya) : ‘Orang yang saling mencintai karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku, orang yang saling menyambung kekerabatannya karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku dan orang yang saling menasehati karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku serta orang yang saling berkorban karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku. Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku (nanti di akhirat) berada di mimbar-mimbar dari cahaya. Para Nabi, shiddiqin dan orang-orang yang mati syahid merasa iri dengan kedudukan mereka ini’” (HR. Imam Ahmad dalam kitab Al-Musnad dan dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahih Jami’ ash-Shaghir no. 4198)
Dalam hadits qudsi ini Allah Ta’ala memerintahkan seorang muslim untuk mewujudkan empat hal yang menjadi sebab kita menjadi hamba-Nya yang dicintai :
1. Perintah saling mencintai karena Allah;
2. Perintah saling menasehati karena Allah;
3. Perintah saling menyambung persaudaraan karena Allah;
4. Perintah saling berkorban karena Allah. Sehingga urgensi empat amalan ini yang akan memperkokoh barisan [persatuan umat], menyatukan langkah untuk mewujudkan islam rahmatan lil'alamin dalam naungan khilafah dan mempertautkan hati.
Dengan demikian, tidaklah pantas bagi seorang muslim, cintanya kepada Allah ia duakan karena lebih mendahulukan cintanya kepada manusia, hartanya, tempat tinggalnya dibanding cintanya kepada Allah. Sehingga ketika perintah Allah bertabrakan dengan kepentingan dunianya, maka ia tinggalkan perintah Allah tersebut.
Dari Shahabat Anas, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda, “Tidaklah (sempurna) iman kalian sampai aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
.
Wallahu a’lam bish showab
.
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih
